Secret Blog
ayo sharing…..

Mar
20

ya, semuanya sudah berubah. ada yang berubah semakin baik ada juga yang menjadi buruk atau lebih buruk. perubahan itu adalah perubahan sifat n sikap orang2 disekelilingku. akhlaknya. semoga aku akan terus n selalu perubahan ke arah yang lebih baik dan juga yang lainnya. tapi ini sangat mengecewakan jika ada teman2 yang berubah ke arah yang buruk padahal dulunya mereka menjadi panutanku. hiks…hiks… sedih banget. semoga aku ga kayak gitu, amin.

Feb
09

hari ini ada berita tentang facebook. sisi negatifnya. bingung. semuanya aneh. ntah apa yang di bingungin. yaa…

Jan
31

Bingung adalah mengerti
Mengerti adalah bingung
Orang yang tidak pernah bingung tak kan pernah mengerti
Orang yang mengerti tanpa bingung, akan bingung karena mengerti dalam kesendirian…

Berilmu adalah bodoh
Bodoh adalah berilmu
Semakin banyak ilmu seseorang, maka ia akan semakin merasa bodoh
Semakin bodoh seseorang, maka ia merasa hebat bersama ilmunya

Sibuk adalah santai
Santai adalah sibuk
Orang yang sibuk sejati selalu menikmati waktu santai dalam kesibukannya
Sedangkan orang yang santai selalu sibuk dengan kesantaiannya

Cinta adalah benci
Benci adalah Cinta
Semakin cinta, semakin benci
Don’t be extreme
Cintailah alakadarnya dan membecilah alakadarnya

“Cintailah kekasihmu seperlunya, karena bisa jadi ia menjadi orang yang kamu benci di suatu hari. Bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi ia menjadi kekasihmu di suatu hari.(H.R Tirmidzi)”

nb : Kalau sahabat bingung dengan tulisan ini, maka yakinlah bahwa bingung adalah awal dari mengerti :))

KZ
http://cahaya-semesta.com

Jan
27

wah.. sedih banget, nawari produk tapi di tolak.

tidaaaaaaaaaaaaaaaak…………………………..

Jan
26

capek banget habis kerja tapi gak papa asik juga. tapi kalo udah capek gini bawaanya mau marah aja kalo ada yang ganggu, maklum lagi istirahat.. 🙂

moga aja bisa jadi orang sabar. Amin.

Jan
24

yah.. ini memang sangat aneh. ketika saya gak lagi ngenet banyak sekali yang mau saya tulis di blog. tapi klo saya lagi di depan komputer semua ide hilang. salah satu dampaknya ya saya tulis ini saja dari pada kosong. bingung. kok gitu y?

Jan
23

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa

Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa
Sejak dulu kala

Reff:

Melambai lambai
Nyiur di pantai
Berbisik bisik
Raja Kelana

Memuja pulau
Nan indah permai
Tanah Airku
Indonesia

…………………………….

sedih ngeliat keadaan negeriku :-((

Jan
19

Yang menggelikan, sebagian Muslim begitu pandai berkelit:
– Aslinya memang miskin, eh malah mengaku sederhana!
– Aslinya memang lamban, eh malah mengaku sabar!
– Aslinya memang pasrah, eh malah mengaku ikhlas dan tawakkal!
– Aslinya memang pemalas, eh malah mengaku zuhud dan qana’ah!
– Aslinya memang tidak sungguh-sungguh melakukan, eh malah ngomong, “Inilah takdir.”
– Aslinya memang tidak berniat melakukan, eh malah ngomong, “Insya Allah.”
– Padahal tidak sesempit itu makna sederhana, sabar, ikhlas, tawakkal, zuhud, qana’ah, takdir, dan insya Allah. Kalau cuma begitu, itu sama saja Anda mengubur dalam-dalam konsep ikhtiar. Mana boleh?

Lantas, manakah dalil-dalil yang menganjurkan untuk kaya? Inilah beberapa pesan Nabi:
– “Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah.”
– “Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.”
– “Sebaik-baiknya harta adalah harta yang dimiliki orang yang saleh.”
– “Kekayaan tidak membawa mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.”
– “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran, kefakiran, dan azab kubur.” Sering kali Nabi memanjatkan doa seperti ini.

Yap, Nabi itu kaya. Hanya saja, ia sederhana. Jelas, miskin itu beda dengan sederhana. Lantas, bagaimana dengan kita?

by grup di fb bangga sebagai muslim

Jan
19

Menghafal Al-Quran memang butuh ketekunan rupanya, dan sisi yang saya rasakan paling berat adalah menjaga apa yang sudah kita hafal dari Ayat-ayat Al-Quran bila dibandingkan sisi menghafalnya. Mungkin salah satu faktornya adalah umur kita yang sudah udzur (alasan klasik he..he.) Dan juga karena berbagai kemaksiatan yang mewarnai kehidupan kita yang sulit untuk di hilangkan. Mari kita berdoa semoga kita diberikan kemampuan untuk menghindarkan dan menepis godaan kemaksiatan, Amiin.

AL-Quran bagi umat Islam adalah cahaya dan petunjuk hidup artinya Al-qur’an bukan sekedar hanya kita tilawah saja melainkan harus kita pahami maknanya dan juga kita amalkan dalam kehidupan. Akan tetapi sebagai umat Islam sudahkah kita memberikan “perhatian” yang sudah pantas untuk AL-Qur’an? Sebagai Instropeksi bagi kita semua mari kita renungkan hal-hal berikut :

1. Berapa ayat atau surat yang kita baca tiap hari ?

2. Berapa waktu yang kita sisakan bagi Al-Qur’an untuk kita tadabburi?

3. Di usia kita sekarang ini sudah berapa surat Al-Quran yang kita hafal? apakah total sudah ada 5%,10%? Ingat ini adalah kitab suci kita?

4. Diantara surat yang kita hafal, apakah ada yang sudah kita pahami betul maknanya?

5. Berapa bagiankah dari Al-Qur’an yang sudah mampu kita amalkan dengan baik?

Sebagai seorang mukmin, kita tentunya berkeinginan untuk dapat menghafal Al-Quran dan setiap kita pasti memimpikan agar dapat melahirkan anak-anak yang hafal Al-Quran (hafidz/hafidzah). Berikut ini ada beberapa cara/kaidah dasar untuk memudahkan menghafal, di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah Azza wa Jalla.

Memperbaiki tujuan dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Quran hanya karena Allah Subhanahu wa Ta`ala serta untuk mendapatkan syurga dan keridhaan-Nya. Tidak ada pahala bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dan menghafalnya karena tujuan keduniaan, karena riya atau sumah (ingin didengar orang), dan perbuatan seperti ini jelas menjerumuskan pelakunya kepada dosa.

2. Dorongan dari diri sendiri, bukan karena terpaksa.

Ini adalah asas bagi setiap orang yang berusaha untuk menghafal Al-Quran. Sesungguhnya siapa yang mencari kelezatan dan kebahagiaan ketika membaca Al-Quran maka dia akan mendapatkannya.

3. Membenarkan ucapan dan bacaan.

Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bacaan Al-Qurannya atau dari orang yang hafal Al-Quran. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam sendiri mengambil/belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali.
Para shahabat radliallahu `anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murattal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al-Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya.

4. Membuat target hafalan setiap hari.

Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, seperempat hizb atau bisa ditambah/dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kemampuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi.

5. Membaguskan hafalan.

Tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu dengan mempraktekkannya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam.

6. Menghafal dengan satu mushaf.

Hal ini dikarenakan manusia dapat menghafal dengan melihat sebagaimana bisa menghafal dengan mendengar. Dengan membaca/melihat akan terbekas dalam hati bentuk-bentuk ayat dan tempat-tempatnya dalam mushaf. Bila orang yang menghafal Al-Quran itu merubah/mengganti mushaf yang biasa ia menghafal dengannya maka hafalannya pun akan berbeda-beda pula dan ini akan mempersulit dirinya.

7. Memahami adalah salah satu jalan untuk menghafal.

Di antara hal-hal yang paling besar/dominan yang dapat membantu untuk menghafal Al-Quran adalah dengan memahami ayat-ayat yang dihafalkan dan juga mengenal segi-segi keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.Oleh sebab itu seharusnyalah bagi penghafal Al-Quran untuk membaca tafsir dari ayat-ayat yang dihafalnya, untuk mendapatkan keterangan tentang kata-kata yang asing atau untuk mengetahui sebab turunnya ayat atau memahami makna yang sulit atau untuk mengenal hukum yang khusus.
Ada beberapa kitab tafsir yang ringkas yang dapat ditelaah oleh pemula seperti kitab Zubdatut Tafsir oleh Asy-Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar.
Setelah memiliki kemampuan yang cukup, untuk meluaskan pemahaman dapat menelaah kitab-kitab tafsir yang berisi penjelasan yang panjang seperti Tafsir Ibnu Katsier, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir As-Sadi dan Adhwaaul Bayaan oleh Asy-Syanqithi.wajib pula menghadirkan hatinya pada saat membaca Al-Quran.

8. Tidak pindah ke surat lain sebelum hafal benar surat yang sedang dihafalkan.

Setelah sempurna satu surat dihafalkan, tidak sepantasnya berpindah ke surat lain kecuali setelah benar-benar sempurna hafalannya dan telah kokoh dalam dada.

9. Selalu memperdengarkan hafalan (disimak oleh orang lain).

Orang yang menghafal Al-Quran tidak sepantasnya menyandarkan hafalannya kepada dirinya sendiri. Tetapi wajib atasnya untuk memperdengarkan kepada seorang hafidz atau mencocokkannya dengan mushaf. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesalahan dalam ucapan, atau syakal ataupun lupa.
Banyak sekali orang yang menghafal dengan hanya bersandar pada dirinya sendiri, sehingga terkadang ada yang salah/keliru dalam hafalannya tetapi tidak ada yang memperingatkan kesalahan tersebut.

10. Selalu menjaga hafalan dengan murajaah.

Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam :

“Jagalah benar-benar Al-Quran ini, demi Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Al-Quran lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya.”

Maka seorang yang menghafal Al-Quran bila membiarkan hafalannya sebentar saja niscaya ia akan terlupakan. Oleh karena itu hendak hafalan Al-Quran terus diulang setiap harinya. Bila ternyata hafalan yang ada hilang dalam dada tidak sepantasnya mengatakan: “Aku lupa ayat (surat) ini atau ayat (surat) itu.” Akan tetapi hendaklah mengatakan: “Aku dilupakan,” karena Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda: (..arab..)

11. Bersungguh-sungguh dan memperhatikan ayat yang serupa.

Khususnya yang serupa/hampir serupa dalam lafadz, maka wajib untuk memperhatikannya agar dapat hafal dengan baik dan tidak tercampur dengan surat lain.

12. Mencatat ayat-ayat yang dibaca/dihafal.

Ada baiknya penghafal Al-Quran menulis ayat-ayat yang sedang dibaca/dihafalkannya, sehingga hafalannya tidak hanya di dada dan di lisan tetapi ia juga dapat menuliskannya dalam bentuk tulisan.
Berapa banyak penghafal Al-Quran yang dijumpai, mereka terkadang hafal satu atau beberapa surat dari Al-Quran tetapi giliran diminta untuk menuliskan hafalan tersebut mereka tidak bisa atau banyak kesalahan dalam penulisannya.

13. Memperhatikan usia yang baik untuk menghafal.

Usia yang baik untuk menghafal kira-kira dari umur 5 tahun sampai 25 tahun. Wallahu alam dalam batasan usia tersebut. Namun yang jelas menghafal di usia muda adalah lebih mudah dan lebih baik daripada menghafal di usia tua.
Pepatah mengatakan:

Menghafal di waktu kecil seperti mengukir di atas batu, menghafal di waktu tua seperti mengukir di atas air.

HAL-HAL YANG DAPAT MENGHALANGI HAFALAN

Setelah kita mengetahui beberapa kaidah dasar untuk menghafal Al-Quran maka sudah sepantasnya bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang menghalangi dan menyulitkan hafalan agar kita dapat waspada dari penghalang-penghalang tersebut.

Di antaranya:

1. Banyaknya dosa dan maksiat.

Sesungguhnya dosa dan maksiat akan melupakan hamba terhadap Al-Quran dan terhadap dirinya sendiri. Hatinya akan buta dari dzikrullah.

2. Tidak adanya upaya untuk menjaga hafalan dan mengulangnya secara terus-menerus.

Tidak memperdengarkan (meminta orang lain untuk menyimak) dari apa-apa yang dihafal dari Al-Quran kepada orang lain. 3. Perhatian yang berlebihan terhadap urusan dunia yang menjadikan hatinya tergantung dengannya dan selanjutnya tidak mampu untuk menghafal dengan mudah.

4. Berambisi menghafal ayat-ayat yang banyak dalam waktu yang singkat dan pindah hafalan lain sebelum kokohnya hafalan yang lama.

Kita mohon pada Allah Subhanahu wa Ta`ala semoga Dia mengkaruniakan dan memudahkan kita untuk menghafal kitab-Nya, mengamalkannya serta dapat membacanya di tengah malam dan di tepi siang. Wallahu alam bishawwab.

(Ummu Abdillah & Ummu Maryam, dinukil dari kutaib: “Kaifa Tataatstsar bil Quran wa Kaifa Tahfadzuhu?” oleh Abi Abdirrahman)

Jan
19

susahnya untuk ikhlas ya….